Cara Mengatur Keuangan Anak Kuliah agar Tidak Boros
Mengatur keuangan bagi anak kuliah sebenarnya bukan hanya soal hemat, melainkan juga tentang membangun kebiasaan baik yang akan sangat bermanfaat di masa depan. Berikut adalah beberapa cara mengatur keuangan anak kuliah agar tidak boros dan tetap bisa menikmati kehidupan kampus dengan tenang
1. Buat Anggaran Bulanan Sejak Awal
Langkah pertama yang paling penting adalah menyusun anggaran
bulanan. Mahasiswa perlu mencatat berapa jumlah uang yang diterima setiap
bulan, baik dari orang tua, beasiswa, maupun penghasilan tambahan. Setelah itu,
buat daftar kebutuhan yang harus diprioritaskan, seperti biaya makan, kos,
transportasi, pulsa atau paket data, dan keperluan kuliah.
Dengan adanya anggaran, mahasiswa akan memiliki panduan
jelas mengenai batas maksimal pengeluaran di setiap kategori. Hal ini bisa
mencegah kebiasaan membelanjakan uang tanpa arah yang berujung pada pemborosan.
2. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Salah satu penyebab mahasiswa sering boros adalah sulit
membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal-hal yang wajib
dipenuhi, seperti makan sehari-hari, biaya kos, atau membeli buku. Sedangkan
keinginan biasanya bersifat tambahan, seperti nongkrong di kafe setiap hari,
membeli pakaian baru hanya karena ikut tren, atau sering memesan makanan
online.
Untuk menghindari pemborosan, mahasiswa harus belajar
menahan diri dan bertanya sebelum membeli sesuatu: “Apakah barang atau kegiatan
ini benar-benar saya butuhkan?” Dengan kebiasaan sederhana ini, keuangan akan
lebih terkontrol.
3. Gunakan Metode Pembagian Uang
Agar lebih disiplin, mahasiswa bisa mencoba metode pembagian
uang. Salah satu cara populer adalah metode 50-30-20. Dari total uang bulanan,
50% dialokasikan untuk kebutuhan pokok (makan, kos, transportasi), 30% untuk
hiburan atau kebutuhan tambahan, dan 20% untuk ditabung atau dana darurat.
Metode ini membantu mahasiswa untuk tetap bisa menikmati
kehidupan sosial tanpa harus mengorbankan tabungan. Selain itu, jika
sewaktu-waktu ada kebutuhan mendadak seperti membeli buku tambahan atau biaya
kesehatan, masih ada cadangan yang bisa dipakai.
4. Catat Semua Pengeluaran
Sering kali mahasiswa tidak sadar bahwa uang habis bukan
karena kebutuhan besar, melainkan pengeluaran kecil yang dilakukan
berulang-ulang. Misalnya, membeli kopi kekinian setiap hari, jajan di
minimarket, atau ongkos transportasi online yang bisa sebenarnya dihemat dengan
jalan kaki atau naik transportasi umum.
Mencatat pengeluaran harian, baik secara manual di buku
catatan atau menggunakan aplikasi keuangan di smartphone, bisa membantu
mahasiswa mengetahui ke mana saja uang mereka pergi. Dari catatan tersebut,
mahasiswa bisa mengevaluasi kebiasaan boros dan mencari cara untuk
memperbaikinya.
5. Bawa Bekal dan Kurangi Jajan
Bagi mahasiswa kos, biaya makan biasanya menjadi salah satu
pengeluaran terbesar. Untuk menghemat, mahasiswa bisa mencoba membawa bekal
dari kos atau memasak sendiri bersama teman. Selain lebih hemat, memasak
sendiri juga bisa lebih sehat dan higienis.
Mengurangi kebiasaan jajan di luar, terutama makanan cepat
saji atau pesanan online, akan membuat pengeluaran bulanan jauh lebih
terkendali. Sesekali boleh, tetapi jangan sampai menjadi rutinitas.
6. Cari Penghasilan Tambahan
Jika uang bulanan dirasa pas-pasan, mahasiswa bisa mencoba
mencari penghasilan tambahan. Ada banyak peluang kerja part time atau freelance
yang bisa dilakukan tanpa mengganggu waktu kuliah, seperti menjadi tutor
privat, bekerja di kafe, menjadi penulis lepas, atau membuka usaha
kecil-kecilan secara online.
Dengan memiliki penghasilan tambahan, mahasiswa tidak hanya
meringankan beban orang tua, tetapi juga belajar mandiri dan mengelola uang
hasil kerja sendiri. Pengalaman ini sangat berharga sebagai bekal setelah lulus
kuliah nanti.
7. Bijak Menggunakan Kartu dan Dompet Digital
Saat ini, banyak mahasiswa terbiasa menggunakan dompet
digital atau kartu debit untuk melakukan pembayaran. Praktis memang, tetapi
sering kali membuat seseorang lupa diri karena tidak melihat uang fisik yang
berkurang.
Agar tidak boros, sebaiknya mahasiswa tetap membatasi saldo
di e-wallet sesuai kebutuhan harian atau mingguan. Selain itu, hindari
penggunaan fitur pay later atau cicilan untuk hal-hal yang tidak mendesak,
karena justru bisa menimbulkan masalah keuangan di kemudian hari.
8. Sisihkan Uang untuk Tabungan dan Dana Darurat
Meski masih berstatus mahasiswa, menabung adalah kebiasaan
penting yang harus mulai ditanamkan sejak dini. Tidak perlu besar, menyisihkan
Rp100.000 hingga Rp200.000 per bulan sudah cukup untuk melatih disiplin
finansial.
Selain tabungan, mahasiswa juga perlu memiliki dana darurat,
misalnya untuk biaya kesehatan, perbaikan laptop, atau kebutuhan mendadak
lainnya. Dengan adanya dana darurat, mahasiswa tidak perlu panik saat
menghadapi situasi tak terduga.
9. Hindari Gaya Hidup Konsumtif
Lingkungan kampus sering kali mempengaruhi gaya hidup
mahasiswa. Ada yang tergoda untuk ikut-ikutan tren fashion, nongkrong di tempat
hits, atau membeli gadget baru demi terlihat keren di depan teman-teman.
Padahal, gaya hidup konsumtif inilah yang paling cepat menguras dompet.
Mahasiswa harus sadar bahwa kuliah adalah masa investasi
diri, bukan ajang pamer. Fokuslah pada pengembangan diri, belajar, dan
membangun relasi yang positif, bukan pada pengeluaran berlebihan demi gengsi
sesaat.
10. Belajar Mengendalikan Diri
Kunci utama dari semua tips di atas adalah kemampuan
mengendalikan diri. Sebagus apa pun perencanaan keuangan, jika tidak dibarengi
dengan disiplin dan kontrol diri, hasilnya akan sia-sia. Mahasiswa perlu
melatih kesabaran, menunda keinginan, serta membiasakan diri hidup sederhana
sesuai kemampuan.
Dengan begitu, uang bulanan akan cukup hingga akhir bulan,
dan mahasiswa tidak perlu lagi merasa stres karena kehabisan uang sebelum
waktunya.
Kesimpulan
Mengatur keuangan bagi anak kuliah agar tidak boros memang
membutuhkan usaha, disiplin, dan kebiasaan yang konsisten. Dengan membuat
anggaran, membedakan kebutuhan dan keinginan, mencatat pengeluaran, hingga
menyisihkan tabungan, mahasiswa dapat lebih bijak dalam mengelola uang.
Selain itu, mencari penghasilan tambahan dan menjauhi gaya
hidup konsumtif akan membantu mahasiswa menjalani masa kuliah dengan lebih
tenang secara finansial. Ingat, mengatur keuangan sejak kuliah bukan hanya soal
bertahan hidup bulanan, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa
depan.