Cara Mengatur Keuangan Gaji Kecil untuk Ibu Bekerja

Table of Contents
Tipskeuangan.com - Menjadi ibu bekerja bukanlah hal mudah. Selain harus membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, tantangan terbesar yang sering dihadapi adalah mengatur keuangan. Terlebih lagi, jika penghasilan yang diterima tergolong kecil, maka setiap rupiah harus diatur dengan cermat agar kebutuhan rumah tangga tetap terpenuhi. Namun, dengan strategi yang tepat, ibu bekerja tetap bisa hidup nyaman, menabung, bahkan berinvestasi meski gaji tidak besar. Berikut ini cara mengatur keuangan gaji kecil untuk ibu bekerja agar tetap stabil dan bijak secara finansial.


1. Buat Anggaran Keuangan Bulanan yang Realistis

Langkah pertama dan paling penting adalah membuat anggaran bulanan. Catat semua pemasukan dan pengeluaran secara rinci, mulai dari kebutuhan pokok seperti makan, transportasi, listrik, air, hingga kebutuhan anak dan tabungan.
Pisahkan pengeluaran berdasarkan prioritas:

  • Kebutuhan wajib (seperti makanan, transportasi, dan tagihan)
  • Kebutuhan sekunder (seperti hiburan atau makan di luar)
  • Tabungan dan dana darurat

Dengan begitu, ibu bisa melihat dengan jelas ke mana uang mengalir setiap bulan dan bagian mana yang bisa dihemat. Gunakan aplikasi catatan keuangan atau spreadsheet sederhana agar lebih mudah melacak setiap pengeluaran.


2. Terapkan Aturan 50-30-20 (Dengan Penyesuaian)

Meski aturan ini umum digunakan untuk gaji menengah ke atas, ibu bekerja dengan gaji kecil tetap bisa menyesuaikannya. Aturannya sederhana:

  • 50% untuk kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, dan tagihan.
  • 30% untuk keinginan pribadi seperti hiburan, skincare, atau nongkrong.
  • 20% untuk tabungan dan investasi.

Namun, jika penghasilan terbatas, ibu bisa menyesuaikan proporsinya, misalnya 70% kebutuhan pokok, 20% untuk tabungan, dan 10% untuk hiburan. Intinya, tetap prioritaskan menabung walau jumlahnya kecil.


3. Bedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan

Salah satu penyebab keuangan cepat habis adalah sulit membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Misalnya, membeli baju baru setiap bulan padahal lemari sudah penuh, atau sering jajan kopi kekinian. Ibu bekerja perlu lebih selektif: tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini benar-benar perlu, atau hanya keinginan sesaat?”
Jika hanya keinginan, sebaiknya tunda dulu. Gunakan prinsip “tunda 3 hari” — jika setelah tiga hari tetap merasa perlu, barulah beli. Cara ini terbukti efektif menekan pengeluaran impulsif.


4. Siapkan Dana Darurat dan Tabungan Anak

Meski gaji kecil, ibu bekerja tetap perlu memiliki dana darurat. Idealnya, dana ini setara dengan 3–6 bulan pengeluaran rutin. Gunanya untuk menghadapi kondisi tak terduga seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan mendesak lainnya.
Selain itu, jangan lupa menabung untuk masa depan anak. Bisa dimulai dengan menabung sedikit demi sedikit setiap bulan. Banyak aplikasi keuangan atau bank digital yang menawarkan tabungan berjangka dengan setoran kecil mulai dari Rp10.000 per hari.


5. Kurangi Pengeluaran Tidak Produktif

Coba evaluasi pengeluaran rutin. Apakah ada yang bisa dikurangi? Misalnya, berlangganan layanan streaming yang jarang ditonton, membeli makan siang setiap hari di luar, atau sering menggunakan ojek online padahal jarak bisa ditempuh berjalan kaki.
Langkah kecil seperti membawa bekal ke kantor atau membuat kopi sendiri di rumah bisa menghemat cukup banyak dalam sebulan. Uang hasil penghematan bisa dialihkan ke tabungan atau investasi kecil.


6. Manfaatkan Diskon dan Promo dengan Bijak

Ibu bekerja pasti sering tergoda oleh promo belanja online. Tidak ada salahnya memanfaatkan diskon, asal tetap bijak. Pastikan promo tersebut untuk barang yang benar-benar dibutuhkan, bukan karena tergoda harga murah.
Selain itu, gunakan e-wallet atau kartu belanja yang memberikan cashback dan poin. Namun, hindari penggunaan kartu kredit jika belum mampu mengelolanya dengan baik, karena justru bisa menambah beban utang.


7. Cari Penghasilan Tambahan Sesuai Kemampuan

Jika memungkinkan, ibu bekerja bisa mencari penghasilan tambahan. Misalnya, berjualan online, menjadi reseller produk, membuat kue rumahan, atau membuka jasa sesuai keahlian seperti menulis atau desain.
Zaman digital mempermudah siapa pun untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari rumah. Dengan cara ini, keuangan rumah tangga jadi lebih longgar dan tujuan finansial bisa lebih cepat tercapai.


Penutup

Mengatur keuangan gaji kecil memang menantang, apalagi bagi ibu bekerja yang harus membagi fokus antara karier dan keluarga. Namun, disiplin dan konsistensi adalah kuncinya. Dengan perencanaan matang, pengeluaran terkendali, serta kebiasaan menabung yang teratur, ibu tetap bisa hidup tenang dan mencapai tujuan finansialnya.

Ingat, bukan seberapa besar gaji yang diterima, tapi seberapa bijak mengelola setiap rupiah yang dimiliki. Dengan manajemen keuangan yang tepat, ibu bekerja bisa membangun masa depan yang lebih stabil untuk diri sendiri dan keluarga tercinta.