Cara Mengatur Keuangan Pribadi dengan Penghasilan Tidak Tetap

Table of Contents
Tipskeuangan.com - Mengatur keuangan pribadi memang sudah menjadi tantangan bagi banyak orang. Namun, tantangan itu menjadi dua kali lipat ketika penghasilan yang dimiliki tidak tetap setiap bulan. Kondisi ini umum dialami oleh para pekerja lepas (freelancer), pedagang, ojek online, seniman, atau pemilik usaha kecil yang penghasilannya bergantung pada banyak faktor. Meski begitu, memiliki penghasilan tidak tetap bukan berarti tidak bisa memiliki kehidupan finansial yang stabil. Dengan strategi dan disiplin yang tepat, kamu tetap bisa mengatur keuangan secara bijak bahkan menyiapkan dana untuk masa depan.


1. Pahami Pola Penghasilanmu

Langkah pertama dalam mengatur keuangan pribadi dengan penghasilan tidak tetap adalah memahami pola penghasilanmu. Cobalah catat berapa besar pendapatan yang kamu dapatkan setiap bulan selama enam bulan terakhir. Dari catatan itu, kamu bisa mengetahui rata-rata penghasilan bulanan, serta mengenali bulan-bulan mana yang penghasilannya tinggi dan bulan mana yang cenderung rendah.

Contohnya, jika kamu seorang freelancer desain grafis, mungkin di bulan tertentu kamu menerima banyak proyek, tetapi di bulan berikutnya sepi pekerjaan. Dengan memahami pola ini, kamu bisa memperkirakan waktu terbaik untuk menabung dan waktu di mana kamu perlu menahan pengeluaran.

2. Pisahkan Kebutuhan dan Keinginan

Salah satu kunci utama dalam manajemen keuangan adalah kemampuan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal yang wajib dipenuhi agar kamu bisa hidup dengan layak, seperti makanan, tempat tinggal, transportasi, dan kesehatan. Sementara keinginan adalah hal yang bersifat tambahan, seperti nongkrong di kafe, belanja fashion, atau liburan.

Ketika penghasilanmu tidak tetap, sangat penting untuk mendahulukan kebutuhan utama. Kamu bisa membuat daftar prioritas agar setiap uang yang masuk digunakan secara efektif. Gunakan prinsip 50-30-20 sebagai panduan dasar, yaitu 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan (jika memungkinkan), dan 20% untuk tabungan atau investasi. Namun, jika sedang mengalami masa penghasilan rendah, jangan ragu untuk menyesuaikan proporsinya.

3. Buat Anggaran Berdasarkan Penghasilan Minimum

Kesalahan umum orang dengan penghasilan tidak tetap adalah membuat anggaran berdasarkan penghasilan tertinggi. Padahal, ini bisa membuat keuanganmu tidak stabil. Solusinya, buatlah anggaran bulanan berdasarkan penghasilan terendah yang pernah kamu terima.

Misalnya, selama enam bulan terakhir penghasilanmu bervariasi antara Rp3 juta sampai Rp6 juta. Maka, buatlah perencanaan keuangan berdasarkan Rp3 juta. Dengan begitu, jika suatu bulan kamu memperoleh Rp6 juta, maka selisihnya bisa disimpan sebagai dana darurat atau tabungan tambahan. Strategi ini akan membantumu tetap merasa aman di bulan-bulan dengan pendapatan rendah.

4. Miliki Dana Darurat

Dana darurat adalah penyelamat utama bagi siapa pun yang penghasilannya tidak tetap. Idealnya, dana darurat yang aman berkisar antara 6 sampai 12 kali total pengeluaran bulanan. Jumlah ini mungkin terdengar besar, tetapi kamu bisa membangunnya sedikit demi sedikit dari kelebihan penghasilan di bulan-bulan yang baik.

Simpan dana darurat di tempat yang mudah diakses seperti rekening tabungan terpisah. Hindari menaruhnya di rekening yang sama dengan uang belanja harian agar kamu tidak tergoda untuk menggunakannya. Dengan dana darurat, kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok tanpa harus berutang ketika penghasilan sedang menurun.

5. Pisahkan Rekening Keuangan

Memiliki satu rekening untuk semua kebutuhan seringkali membuat pengeluaran tidak terkontrol. Oleh karena itu, sebaiknya pisahkan rekening berdasarkan fungsinya. Misalnya:

  • Rekening utama untuk menerima penghasilan.
  • Rekening kedua untuk kebutuhan sehari-hari.
  • Rekening ketiga untuk tabungan atau dana darurat.

Dengan sistem ini, kamu bisa lebih mudah memantau arus uang dan memastikan setiap rupiah digunakan sesuai tujuan.

6. Hindari Utang Konsumtif

Bagi seseorang dengan penghasilan tidak tetap, utang konsumtif seperti kredit barang elektronik, kartu kredit, atau pinjaman online sebaiknya dihindari. Utang seperti ini justru membuat kondisi keuangan semakin sulit diatur. Jika memang harus berutang, pastikan untuk tujuan yang produktif, misalnya membeli alat kerja yang bisa meningkatkan penghasilanmu.

Selain itu, sebelum mengambil pinjaman, pastikan kamu memiliki kemampuan untuk membayar meskipun penghasilan sedang menurun. Jangan sampai cicilan menggerogoti keuangan dan membuatmu terjebak dalam lingkaran utang yang sulit keluar.

7. Simpan Sebagian Penghasilan Saat Berlebih

Ketika kamu mendapatkan penghasilan lebih besar dari biasanya, jangan langsung digunakan untuk berbelanja hal-hal yang tidak perlu. Jadikan momen itu sebagai kesempatan untuk menabung atau berinvestasi. Gunakan prinsip “pay yourself first”, yaitu menyisihkan uang untuk tabungan atau investasi segera setelah menerima penghasilan, bukan menunggu sisa di akhir bulan.

Misalnya, setiap kali kamu menerima pembayaran proyek, langsung sisihkan minimal 20% untuk tabungan. Dengan kebiasaan ini, kamu akan memiliki cadangan dana yang bisa digunakan saat pendapatan menurun.

8. Pertimbangkan Sumber Penghasilan Tambahan

Jika penghasilan utamamu tidak tetap, cobalah mencari sumber penghasilan tambahan. Misalnya, jika kamu seorang fotografer lepas, kamu bisa menjual foto di platform stok foto online. Jika kamu penulis lepas, kamu bisa membuka kelas menulis atau membuat e-book. Dengan diversifikasi penghasilan, kamu tidak terlalu bergantung pada satu sumber saja dan risiko keuangan pun bisa diminimalkan.

9. Investasi Secara Bertahap

Investasi bukan hanya untuk mereka yang berpenghasilan besar dan tetap. Kamu pun bisa mulai berinvestasi meski penghasilan tidak menentu, asalkan dilakukan dengan perencanaan yang bijak. Pilih instrumen investasi yang fleksibel dan tidak menuntut setoran rutin besar, seperti reksa dana pasar uang, emas, atau deposito fleksibel.

Dengan berinvestasi secara bertahap, kamu bisa menumbuhkan aset yang bermanfaat untuk masa depan. Ingat, konsistensi lebih penting daripada jumlah.

10. Gunakan Aplikasi Keuangan

Agar lebih mudah memantau keuangan, manfaatkan aplikasi pencatat keuangan pribadi. Aplikasi semacam ini membantu kamu mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran, sehingga kamu tahu ke mana uangmu pergi setiap bulan. Dengan begitu, kamu bisa melakukan evaluasi dan memperbaiki pola pengeluaran jika diperlukan.

Penutup

Mengatur keuangan pribadi dengan penghasilan tidak tetap memang membutuhkan kedisiplinan, kesabaran, dan strategi. Kuncinya adalah mengelola saat berlebih dan bertahan saat berkurang. Dengan perencanaan yang matang, kamu tetap bisa hidup tenang tanpa harus khawatir setiap kali penghasilan berubah. Ingatlah bahwa stabilitas keuangan bukan hanya tentang seberapa besar kamu menghasilkan uang, tetapi bagaimana kamu mengatur dan mengelolanya dengan bijak.