Cara Mengatur Pengeluaran Harian Tanpa Ribet

1. Buat Catatan Pengeluaran Harian
Langkah pertama dalam mengatur keuangan adalah mencatat
semua pengeluaran harian, sekecil apa pun nominalnya. Banyak orang merasa hal
ini merepotkan, padahal justru menjadi kunci utama dalam memahami ke mana
uangmu pergi setiap hari.
Kamu bisa menggunakan buku catatan kecil atau aplikasi pencatat keuangan di
ponsel seperti Money Lover, Spendee, atau Notion. Tulislah
setiap transaksi, mulai dari membeli kopi pagi, ongkos transportasi, hingga
belanja kebutuhan rumah. Dengan catatan ini, kamu bisa melihat pola pengeluaran
dan mengetahui pos mana yang paling banyak menghabiskan uang.
2. Tentukan Anggaran Harian
Setelah mengetahui pola pengeluaran, buatlah batas anggaran
harian sesuai kondisi keuanganmu. Misalnya, jika pendapatan bulanan kamu
Rp4.000.000 dan ingin menyisihkan Rp1.000.000 untuk tabungan atau dana darurat,
berarti kamu punya Rp3.000.000 untuk kebutuhan satu bulan.
Dari jumlah itu, bagi menjadi pengeluaran harian. Jika dalam sebulan ada 30
hari, maka batas pengeluaran harianmu sekitar Rp100.000. Dengan batasan ini,
kamu akan lebih mudah mengontrol diri agar tidak berlebihan.
Tipsnya, bawa uang tunai secukupnya sesuai anggaran harian.
Hindari membawa kartu debit atau e-wallet dengan saldo besar, karena hal itu
sering kali menggoda untuk belanja impulsif.
3. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Salah satu penyebab keuangan cepat habis adalah sulitnya
membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal yang harus
dipenuhi, seperti makan, transportasi, dan tagihan. Sedangkan keinginan
bersifat tambahan, misalnya beli baju baru, nongkrong di kafe, atau langganan
streaming tambahan.
Cobalah menerapkan prinsip prioritas 50-30-20:
- 50%
untuk kebutuhan pokok,
- 30%
untuk keinginan,
- dan
20% untuk tabungan atau investasi.
Dengan cara ini, kamu tetap bisa menikmati hidup tanpa
merasa bersalah, karena semua pengeluaran sudah diatur dengan porsi yang
seimbang.
4. Gunakan Metode Amplop atau Dompet Digital Terpisah
Metode amplop sudah lama dikenal sebagai cara klasik tapi
efektif dalam mengatur pengeluaran. Caranya sederhana: siapkan beberapa amplop
dan tulis kategori pengeluaran di masing-masing, seperti “makan”, “transport”,
“hiburan”, dan “tabungan”. Isi amplop dengan uang sesuai anggaran yang sudah
ditentukan.
Setiap kali kamu bertransaksi, ambil dari amplop sesuai kategorinya. Jika uang
dalam satu amplop habis, berarti kamu harus menahan diri sampai periode
berikutnya.
Kalau kamu lebih nyaman tanpa uang tunai, kamu bisa
menerapkan metode serupa dengan dompet digital terpisah. Misalnya,
e-wallet A untuk transportasi, e-wallet B untuk belanja, dan rekening utama
khusus untuk tabungan.
5. Kurangi Pengeluaran Tidak Terduga
Banyak pengeluaran kecil yang tampaknya sepele tapi
sebenarnya bisa menumpuk besar di akhir bulan, seperti langganan yang tidak
terpakai, biaya parkir, atau camilan harian. Untuk mengatasinya, biasakan
melakukan review mingguan terhadap semua transaksi.
Periksa apakah ada pengeluaran yang sebenarnya bisa dihapus atau dikurangi.
Jika kamu jarang menonton film di platform berbayar, hentikan dulu
langganannya. Kalau kamu sering jajan di luar, cobalah membawa bekal dari rumah
beberapa kali dalam seminggu. Selain hemat, bekal dari rumah juga lebih sehat.
6. Gunakan Aplikasi Keuangan
Di era digital, banyak aplikasi yang bisa membantu mengatur
keuangan dengan mudah. Aplikasi seperti Finansialku, DompetKu,
atau YNAB (You Need A Budget) dapat mencatat pemasukan dan pengeluaran
secara otomatis.
Kamu hanya perlu mengatur kategori dan nominal anggaran, lalu aplikasi akan
memberikan laporan mingguan atau bulanan. Dengan visualisasi grafik, kamu bisa
melihat pengeluaran mana yang paling boros dan memperbaikinya di bulan
berikutnya.
Menggunakan teknologi semacam ini membuat pengelolaan
keuangan lebih efisien, terutama bagi yang tidak suka mencatat manual.
7. Sisihkan Uang di Awal, Bukan di Akhir
Kesalahan umum yang sering terjadi adalah menabung setelah
semua kebutuhan terpenuhi. Akibatnya, uang tabungan sering kali tidak tersisa.
Ubah pola pikir ini dengan menabung di awal. Begitu gaji masuk, langsung
alokasikan sebagian (misalnya 10–20%) ke rekening tabungan atau investasi.
Dengan cara ini, kamu memaksa diri untuk hidup dari sisa uang yang ada, bukan
menabung dari sisa pengeluaran. Meskipun terlihat sulit di awal, kebiasaan ini
akan membuat keuanganmu jauh lebih stabil dalam jangka panjang.
8. Evaluasi dan Sesuaikan Secara Berkala
Kondisi keuangan dan kebutuhan seseorang bisa berubah
seiring waktu. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi secara rutin,
minimal sebulan sekali. Lihat kembali apakah anggaran harian masih sesuai atau
perlu penyesuaian.
Misalnya, jika harga kebutuhan pokok naik, kamu bisa menyesuaikan pos
pengeluaran tanpa mengorbankan tabungan. Evaluasi ini juga membantu kamu
menyadari perkembangan kebiasaan keuangan dan menyesuaikannya agar tetap
efisien.
Kesimpulan
Mengatur pengeluaran harian tidak harus rumit. Kuncinya ada
pada disiplin, kesadaran, dan kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten.
Dengan mencatat pengeluaran, membuat anggaran, membedakan kebutuhan dan
keinginan, serta rutin mengevaluasi, kamu bisa menjaga keuangan tetap sehat
tanpa merasa terbebani.
Ingat, tujuan utama dari mengatur keuangan bukan hanya agar uang cukup sampai
akhir bulan, tetapi juga untuk membangun masa depan yang lebih aman dan bebas
dari stres finansial.
Mulailah hari ini, karena setiap langkah kecil menuju
pengelolaan keuangan yang baik akan memberikan hasil besar di kemudian hari.