Strategi Mengatur Keuangan Keluarga Baru Menikah
Berikut ini beberapa strategi mengatur keuangan keluarga baru menikah yang bisa Anda terapkan agar kehidupan rumah tangga lebih terarah dan sejahtera.
1. Saling Terbuka Soal Kondisi Keuangan
Langkah pertama yang paling penting adalah kejujuran dan
keterbukaan. Setiap pasangan perlu saling mengetahui kondisi keuangan
masing-masing — mulai dari penghasilan, tabungan, hingga utang yang dimiliki.
Dengan terbuka, Anda dan pasangan bisa menentukan prioritas serta membuat
perencanaan yang realistis sesuai kemampuan.
Transparansi juga mencegah kesalahpahaman dan membantu membangun kepercayaan
yang kuat dalam hubungan rumah tangga.
2. Tentukan Tujuan Keuangan Bersama
Setelah saling terbuka, langkah berikutnya adalah menetapkan
tujuan keuangan bersama. Misalnya:
- Membeli
rumah dalam 5 tahun ke depan
- Menyiapkan
dana pendidikan anak
- Membangun
dana darurat minimal 6 bulan pengeluaran
- Mempersiapkan
tabungan pensiun
Dengan adanya tujuan yang jelas, pengelolaan keuangan akan
lebih terarah dan setiap keputusan finansial bisa disesuaikan dengan target
jangka pendek maupun panjang.
3. Buat Anggaran Bulanan
Membuat rencana anggaran bulanan (budgeting) adalah
kunci dalam mengatur keuangan rumah tangga.
Pisahkan pengeluaran berdasarkan kategori, seperti:
- Kebutuhan
pokok (makan, transportasi, listrik, air)
- Cicilan
atau kewajiban bulanan
- Tabungan
dan investasi
- Hiburan
atau kebutuhan pribadi
Gunakan prinsip 50-30-20, yaitu 50% untuk kebutuhan
pokok, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Namun, Anda
bisa menyesuaikan persentase sesuai kondisi pendapatan dan kebutuhan keluarga.
4. Miliki Rekening Bersama dan Pribadi
Beberapa pasangan memilih untuk menyatukan semua keuangan,
tetapi sebenarnya memiliki rekening gabungan dan pribadi bisa menjadi
pilihan ideal.
- Rekening
bersama digunakan untuk pengeluaran rumah tangga seperti kebutuhan
bulanan, cicilan, dan tabungan bersama.
- Rekening
pribadi tetap diperlukan untuk kebutuhan individu agar masing-masing
tetap memiliki ruang finansial pribadi.
Pendekatan ini membantu menjaga keseimbangan antara tanggung
jawab bersama dan kebebasan finansial individu.
5. Siapkan Dana Darurat
Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
Karena itu, pasangan baru wajib memiliki dana darurat untuk menghadapi
situasi tak terduga seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kerusakan rumah.
Idealnya, dana darurat berjumlah 3–6 kali total pengeluaran bulanan dan
disimpan di rekening yang mudah diakses tetapi tidak digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari.
6. Hindari Utang Konsumtif
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan pasangan muda
adalah terjebak dalam utang konsumtif, seperti kredit barang elektronik,
liburan mewah, atau gaya hidup berlebihan.
Utang sebaiknya hanya digunakan untuk hal produktif seperti membeli rumah atau
modal usaha. Jika memang perlu berutang, pastikan cicilan tidak melebihi 30%
dari total penghasilan bulanan.
7. Mulai Berinvestasi Sejak Dini
Semakin cepat Anda mulai berinvestasi, semakin besar potensi
keuntungan jangka panjangnya.
Pasangan baru bisa mempertimbangkan berbagai instrumen investasi seperti:
- Reksadana
- Emas
- Saham
- Deposito
- Asuransi
investasi (unit link)
Investasi bukan hanya untuk menambah kekayaan, tetapi juga
untuk melindungi masa depan keluarga dari inflasi dan kebutuhan yang
terus meningkat.
8. Siapkan Asuransi Keluarga
Selain investasi, asuransi juga merupakan bentuk
perlindungan finansial yang penting.
Minimal, miliki:
- Asuransi
kesehatan untuk melindungi dari biaya rumah sakit
- Asuransi
jiwa (jika sudah memiliki tanggungan) untuk melindungi pasangan dan
anak jika terjadi hal yang tidak diinginkan
Asuransi membantu Anda menjaga stabilitas keuangan agar
tidak terganggu oleh risiko tak terduga.
9. Evaluasi Keuangan Secara Berkala
Keuangan rumah tangga perlu dievaluasi secara berkala — bisa
setiap bulan atau setiap tiga bulan.
Lihat apakah anggaran masih sesuai dengan kondisi terkini, apakah ada
pengeluaran yang bisa dikurangi, atau apakah target tabungan sudah tercapai.
Evaluasi ini juga menjadi kesempatan untuk berdiskusi dan memperkuat komunikasi
antar pasangan.
10. Bangun Kebiasaan Menabung dan Disiplin
Menabung bukan hanya soal jumlah, tapi soal kebiasaan dan
kedisiplinan.
Buat aturan sederhana, misalnya langsung menyisihkan 10–20% penghasilan begitu
gaji diterima.
Dengan membangun kebiasaan ini sejak awal pernikahan, Anda akan lebih mudah
mencapai stabilitas finansial di masa depan.
Kesimpulan
Mengatur keuangan keluarga baru menikah memerlukan kerja
sama, komunikasi, dan komitmen dari kedua belah pihak. Jangan takut untuk
belajar dan terus menyesuaikan strategi sesuai dengan perubahan kondisi hidup.
Dengan perencanaan yang matang dan disiplin menjalankan anggaran, keluarga muda
bisa membangun pondasi finansial yang kuat, mencapai tujuan bersama, dan
hidup lebih tenang tanpa tekanan finansial.
