Cara Mengatur Keuangan Anak Muda untuk Beli Rumah Pertama
Berikut ini panduan lengkap cara mengatur keuangan anak muda untuk beli rumah pertama secara efektif dan realistis.
1. Tetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas
Langkah pertama adalah menentukan tujuan keuangan yang
spesifik. Jangan hanya mengatakan “ingin punya rumah”, tetapi tentukan rumah
seperti apa yang diinginkan, lokasinya di mana, dan berapa
kisaran harganya.
Misalnya, kamu ingin membeli rumah tipe 36 di pinggiran kota
dengan harga sekitar Rp500 juta. Tujuan yang jelas akan membantu kamu
menghitung berapa besar uang muka (DP) yang dibutuhkan serta berapa
lama waktu yang diperlukan untuk menabung.
Menentukan target secara terukur juga membuat kamu lebih
termotivasi untuk mencapainya.
2. Buat Anggaran Bulanan yang Realistis
Setelah memiliki tujuan, langkah berikutnya adalah menyusun anggaran
keuangan bulanan. Buatlah daftar seluruh pemasukan dan pengeluaran kamu
setiap bulan. Pisahkan antara kebutuhan pokok, cicilan (jika ada), tabungan,
dan hiburan.
Kamu bisa menggunakan formula 50-30-20, yaitu:
- 50%
untuk kebutuhan pokok (makan, transportasi, sewa, tagihan).
- 30%
untuk gaya hidup (hiburan, nongkrong, belanja).
- 20%
untuk tabungan atau investasi, termasuk dana untuk membeli rumah.
Jika kamu serius ingin membeli rumah, alokasikan minimal
20–30% penghasilanmu untuk tabungan rumah. Kurangi pengeluaran tidak
penting seperti ngopi setiap hari atau langganan platform hiburan berlebihan.
3. Miliki Rekening Khusus untuk Tabungan Rumah
Salah satu kesalahan umum anak muda adalah mencampur
tabungan dengan uang harian. Akibatnya, dana untuk beli rumah sering terpakai
tanpa sadar.
Solusinya, buat rekening terpisah khusus untuk tabungan
rumah. Jangan gunakan rekening tersebut untuk keperluan lain. Dengan
begitu, kamu akan lebih mudah memantau perkembangan tabungan dan menjaga
komitmen terhadap tujuan keuangan.
Kamu juga bisa memanfaatkan fitur auto-debit agar
sebagian penghasilan langsung masuk ke rekening tabungan rumah setiap bulan.
Sistem ini membuat kamu menabung secara konsisten tanpa perlu mengandalkan niat
semata.
4. Kurangi Gaya Hidup Konsumtif
Gaya hidup konsumtif sering menjadi penghambat utama dalam
mencapai tujuan finansial. Banyak anak muda terjebak pada keinginan untuk
tampil mewah atau mengikuti tren media sosial — mulai dari membeli gadget
terbaru, liburan mewah, hingga nongkrong di kafe setiap hari.
Jika kamu ingin memiliki rumah pertama, belajarlah
membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Bukan berarti kamu tidak boleh
menikmati hidup, tetapi prioritaskan pengeluaran pada hal yang benar-benar
penting.
Cobalah menerapkan prinsip “tunda kesenangan untuk masa
depan yang lebih baik”. Uang yang biasanya digunakan untuk hal konsumtif
bisa dialihkan menjadi tabungan DP rumah.
5. Cari Sumber Penghasilan Tambahan
Harga rumah yang terus naik sering kali membuat tabungan
terasa lambat berkembang. Karena itu, menambah sumber penghasilan bisa jadi
solusi cerdas.
Kamu bisa mencari pekerjaan sampingan, freelance,
atau bisnis kecil-kecilan sesuai keahlianmu. Misalnya, menjadi content
creator, berjualan online, atau membuka jasa sesuai bidang keahlian.
Tambahan penghasilan tersebut bisa kamu alokasikan
sepenuhnya untuk tabungan rumah, tanpa mengganggu kebutuhan harian. Semakin
banyak sumber pendapatan, semakin cepat pula kamu mencapai target membeli rumah
pertama.
6. Gunakan Investasi Sebagai Alat Percepatan
Selain menabung, berinvestasi adalah cara efektif
untuk mempercepat proses memiliki rumah. Namun, pastikan kamu sudah memahami
risiko dan memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan
tujuan.
Beberapa pilihan investasi jangka menengah yang cocok untuk
anak muda antara lain:
- Reksa
dana pendapatan tetap
- Reksa
dana pasar uang
- Deposito
berjangka
- Emas
digital
Hindari investasi berisiko tinggi seperti saham atau kripto
jika tujuanmu adalah membeli rumah dalam waktu dekat (1–5 tahun). Fokuslah pada
investasi yang stabil dan mudah dicairkan saat kamu membutuhkan dana DP.
7. Manfaatkan Program Pemerintah atau KPR Milenial
Pemerintah dan sejumlah bank kini menyediakan berbagai program
KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang ramah untuk anak muda. Misalnya, program KPR
subsidi dari pemerintah atau KPR milenial dengan tenor panjang dan
uang muka ringan.
Cari tahu berbagai opsi tersebut dan bandingkan bunga serta
syaratnya. Dengan strategi ini, kamu bisa memiliki rumah lebih cepat tanpa
harus menunggu tabungan mencapai 100% harga rumah.
Namun, sebelum mengajukan KPR, pastikan kamu memiliki rekam
keuangan yang baik, seperti riwayat kredit lancar dan rasio utang terhadap
penghasilan yang sehat.
8. Hindari Utang Konsumtif
Hutang konsumtif seperti cicilan gadget, kendaraan, atau
kartu kredit sering kali menghambat rencana besar seperti membeli rumah. Utang
semacam ini membuat arus kasmu tersedot ke hal yang tidak menambah nilai aset.
Kalau ingin membeli rumah, fokuslah pada utang produktif
— seperti KPR yang menambah nilai investasi jangka panjang. Sebelum itu,
pastikan kondisi keuanganmu sehat dan mampu menanggung cicilan dengan aman.
9. Disiplin dan Konsisten Adalah Kunci
Semua strategi di atas tidak akan berhasil tanpa disiplin
dan konsistensi. Menabung untuk rumah pertama bukan proses yang cepat, tapi
hasilnya akan sepadan.
Kamu mungkin perlu menahan diri dari keinginan sesaat, tapi
setiap langkah kecil akan mendekatkan kamu pada mimpi memiliki rumah sendiri.
Ingat, kesuksesan finansial bukan ditentukan oleh seberapa
besar penghasilan, melainkan seberapa cerdas kamu mengelolanya.
Kesimpulan
Membeli rumah pertama di usia muda bukan hal mustahil,
asalkan kamu tahu cara mengatur keuangan dengan bijak. Mulailah dengan
menetapkan tujuan, membuat anggaran, menabung secara terpisah, berinvestasi
cerdas, dan menghindari utang konsumtif.
Dengan komitmen dan perencanaan yang matang, kamu bisa
memiliki rumah impian tanpa harus menunggu usia matang atau bergantung pada
warisan.
Ingat, langkah kecil hari ini akan menjadi pondasi besar
untuk masa depan finansialmu. Jadi, mulailah sekarang — bukan nanti!
