Tips Mengatur Keuangan Usaha Makanan Kecil Agar Tetap Stabil dan Menguntungkan
Artikel ini akan membahas berbagai tips mengatur keuangan usaha makanan kecil secara efektif, mulai dari pencatatan sederhana hingga strategi mengelola laba agar bisnis tetap stabil.
1. Pisahkan Uang Pribadi dan Uang Usaha
Kesalahan paling umum yang sering terjadi pada pelaku usaha
kecil adalah mencampur uang pribadi dengan uang usaha. Hal ini membuat arus kas
menjadi tidak jelas dan sulit diketahui apakah bisnis benar-benar menghasilkan
keuntungan atau justru mengalami kerugian.
Langkah terbaik adalah membuka rekening khusus untuk
usaha. Dengan begitu, semua transaksi jual beli, pembelian bahan baku,
hingga pembayaran karyawan tercatat dengan rapi. Jika perlu, gunakan aplikasi
keuangan sederhana untuk mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran harian agar
kamu lebih mudah memantau kondisi keuangan.
2. Buat Anggaran dan Rencana Keuangan Bulanan
Sebelum memulai bulan baru, susunlah rencana keuangan
(budgeting) untuk bisnis kamu. Catat perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk
membeli bahan baku, kemasan, gaji pegawai, listrik, dan biaya operasional
lainnya.
Setelah itu, bandingkan dengan perkiraan pendapatan. Jika
terlihat ada potensi defisit, kamu bisa mencari cara untuk menekan biaya tanpa
mengurangi kualitas produk. Misalnya, dengan membeli bahan baku dalam jumlah
besar untuk mendapatkan harga grosir, atau memilih supplier lokal yang lebih
murah namun tetap berkualitas.
Anggaran ini juga membantu kamu menentukan berapa laba yang
bisa disisihkan untuk tabungan usaha atau pengembangan bisnis ke depan.
3. Catat Semua Transaksi Harian dengan Rinci
Walaupun usaha masih kecil, pencatatan transaksi harian
tetap wajib dilakukan. Catat setiap pemasukan dari penjualan, baik tunai
maupun non-tunai, serta semua pengeluaran sekecil apa pun — mulai dari
pembelian bumbu dapur hingga biaya parkir saat belanja bahan.
Kebiasaan ini akan mempermudah kamu dalam melakukan evaluasi
keuangan setiap akhir bulan. Dari catatan itu, kamu bisa melihat mana
pengeluaran yang tidak perlu dan mana yang bisa dihemat.
Kamu juga bisa menggunakan aplikasi pembukuan digital
seperti BukuWarung, Moodah, atau Mekari Jurnal yang membantu memantau
arus kas bisnis secara otomatis dan lebih akurat.
4. Tentukan Harga Jual dengan Perhitungan yang Tepat
Menentukan harga jual produk makanan tidak bisa dilakukan
sembarangan. Harga harus mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja, kemasan,
biaya operasional, dan margin keuntungan yang wajar.
Misalnya, jika satu porsi makanan membutuhkan biaya bahan
baku Rp10.000 dan biaya tambahan lain sekitar Rp5.000, maka harga jual ideal
minimal adalah Rp18.000–Rp20.000 agar tetap ada margin keuntungan.
Selain itu, jangan lupa mempertimbangkan harga pasar dan
daya beli konsumen di sekitar lokasi usaha. Jika terlalu mahal, pelanggan bisa
berpindah ke kompetitor. Namun jika terlalu murah, keuntungan akan tipis dan
usaha sulit berkembang.
5. Sisihkan Keuntungan untuk Dana Darurat dan
Pengembangan
Banyak pelaku usaha makanan kecil yang langsung menggunakan
seluruh keuntungan untuk kebutuhan pribadi. Padahal, sebaiknya alokasikan
sebagian keuntungan untuk dana darurat bisnis. Dana ini sangat berguna
ketika terjadi hal tak terduga, seperti kenaikan harga bahan pokok atau
kerusakan peralatan dapur.
Selain dana darurat, penting juga untuk menyisihkan laba
sebagai modal pengembangan usaha. Misalnya, untuk membeli peralatan baru,
memperluas tempat produksi, atau menambah variasi menu yang bisa meningkatkan
daya tarik pelanggan.
6. Kendalikan Biaya Operasional Tanpa Mengorbankan
Kualitas
Biaya operasional seperti listrik, gas, air, dan bahan
kemasan sering kali meningkat tanpa disadari. Oleh karena itu, kendalikan
pengeluaran dengan bijak.
Gunakan peralatan hemat energi, beli bahan dalam jumlah
besar agar lebih murah, atau cari alternatif supplier dengan harga lebih
kompetitif. Namun, jangan pernah menurunkan kualitas bahan makanan demi menekan
biaya, karena kualitas rasa adalah aset utama usaha kuliner.
7. Lakukan Evaluasi Keuangan Secara Berkala
Setiap akhir bulan, luangkan waktu untuk menganalisis
laporan keuangan. Periksa apakah omzet meningkat, menurun, atau stagnan.
Lihat juga pos pengeluaran yang paling besar dan tentukan strategi untuk
memperbaikinya di bulan berikutnya.
Evaluasi ini bisa membantu kamu memahami arah perkembangan
bisnis dan mengambil keputusan yang lebih cerdas. Jika laporan keuangan
menunjukkan laba stabil, berarti strategi pengelolaan keuangan sudah tepat.
Namun jika justru rugi, maka kamu perlu memperbaiki strategi harga, promosi,
atau efisiensi biaya produksi.
8. Gunakan Aplikasi Akuntansi atau Sistem Pembukuan
Digital
Di era digital seperti sekarang, sudah banyak aplikasi
gratis maupun berbayar yang bisa membantu mengatur keuangan usaha makanan
kecil. Aplikasi seperti Majoo, BukuKas, Kledo, dan Mekari Jurnal dapat
mencatat transaksi, menghitung laba rugi, serta memberikan laporan keuangan
otomatis setiap bulan.
Dengan sistem digital, kamu tidak perlu lagi mencatat manual
di buku yang mudah hilang atau rusak. Semua data tersimpan aman di cloud dan
bisa diakses kapan pun, bahkan lewat ponsel.
9. Jangan Lupa Bayar Pajak dan Izin Usaha
Jika bisnismu sudah berkembang dan memiliki omzet tetap,
jangan abaikan kewajiban pajak dan perizinan. Memiliki NPWP dan izin usaha
(NIB) bukan hanya menunjukkan profesionalisme, tetapi juga memudahkan kamu
untuk mendapatkan akses pembiayaan atau program bantuan dari pemerintah.
Selain itu, membayar pajak secara teratur akan membuat
bisnis kamu terlihat kredibel di mata pelanggan dan mitra kerja.
Kesimpulan
Mengatur keuangan usaha makanan kecil membutuhkan
kedisiplinan dan strategi yang matang. Mulai dari memisahkan uang pribadi,
membuat anggaran, mencatat transaksi harian, hingga menyisihkan laba untuk
pengembangan usaha — semua langkah tersebut akan membantu bisnis kamu bertahan
dan tumbuh lebih sehat.
Ingat, bisnis kuliner tidak hanya soal rasa yang lezat,
tapi juga tentang bagaimana kamu mengelola keuangannya dengan bijak. Dengan
sistem keuangan yang teratur, usaha makanan kecil pun bisa berkembang menjadi
bisnis besar yang sukses dan menguntungkan dalam jangka panjang.
