Tahapan Penting Kalo Mengatur Keuangan dengan Gaji Pas-pasan

1. Buat Rencana Anggaran Bulanan yang Realistis
Langkah pertama dalam mengatur keuangan adalah membuat
anggaran bulanan yang sesuai dengan kondisi gaji. Banyak orang yang gagal
mengelola keuangan karena tidak memiliki perencanaan yang jelas.
Mulailah dengan mencatat pemasukan dan semua pengeluaran
rutin seperti kebutuhan makan, transportasi, listrik, internet, hingga cicilan
(jika ada). Dari situ, buatlah persentase sederhana:
- 50%
untuk kebutuhan pokok (makan, transportasi, tagihan wajib),
- 30%
untuk kebutuhan tambahan (hiburan, gaya hidup),
- 20%
untuk tabungan atau dana darurat.
Jika gaji benar-benar terbatas, Anda bisa menyesuaikan
persentasenya. Misalnya, tabungan cukup 10% terlebih dahulu, asalkan ada
konsistensi.
2. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Salah satu kunci sukses dalam mengatur keuangan dengan gaji
pas-pasan adalah disiplin membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
- Kebutuhan:
hal yang wajib dipenuhi agar hidup berjalan, seperti makan, transportasi
kerja, dan tagihan bulanan.
- Keinginan:
hal yang sifatnya tambahan, seperti nongkrong di kafe, belanja fashion,
atau gadget baru.
Jika kondisi finansial terbatas, prioritaskan kebutuhan.
Keinginan boleh dipenuhi sesekali, namun jangan sampai mengganggu cashflow
utama.
3. Catat Setiap Pengeluaran
Mencatat pengeluaran harian bisa membuat kita sadar ke mana
saja uang mengalir. Banyak orang merasa uang cepat habis padahal tidak membeli
barang besar, melainkan karena kebocoran kecil seperti jajan atau langganan
aplikasi yang jarang dipakai.
Gunakan aplikasi pencatat keuangan di smartphone atau buku
kecil untuk mencatat setiap transaksi. Dengan begitu, Anda bisa mengevaluasi
dan memangkas pengeluaran yang tidak perlu.
4. Kurangi Gaya Hidup Konsumtif
Gaji pas-pasan akan sulit cukup jika terbawa arus gaya hidup
konsumtif. Misalnya, selalu membeli kopi di kafe setiap pagi, makan di restoran
mahal, atau sering ikut tren belanja online.
Cobalah melakukan penghematan:
- Bawa
bekal dari rumah.
- Gunakan
transportasi umum atau motor ketimbang taksi online setiap hari.
- Batasi
belanja impulsif dengan menerapkan aturan “tunda 24 jam sebelum membeli
barang non-esensial.”
Penghematan kecil yang dilakukan secara konsisten bisa
berdampak besar dalam jangka panjang.
5. Sisihkan Tabungan di Awal, Bukan Sisa
Banyak orang menabung hanya jika ada sisa di akhir bulan,
padahal sering kali tidak ada yang tersisa. Solusi terbaik adalah menyisihkan
tabungan di awal begitu menerima gaji.
Misalnya, dari gaji Rp3 juta, langsung sisihkan Rp300 ribu
ke rekening khusus tabungan. Dengan begitu, uang tersebut tidak tercampur
dengan dana kebutuhan sehari-hari.
Jika disiplin dilakukan, lama-kelamaan tabungan akan
terkumpul dan bisa digunakan untuk dana darurat atau investasi kecil.
6. Hindari Utang Konsumtif
Utang konsumtif seperti pinjaman online untuk belanja barang
non-esensial bisa menjadi jebakan keuangan. Apalagi jika gaji pas-pasan,
membayar cicilan dengan bunga tinggi justru akan membuat kondisi finansial
semakin berat.
Jika memang terpaksa berutang, pastikan untuk kebutuhan
produktif atau darurat, bukan sekadar gaya hidup. Utang sehat adalah yang bisa
membantu meningkatkan pendapatan, misalnya modal usaha kecil-kecilan.
7. Cari Sumber Penghasilan Tambahan
Mengandalkan satu sumber gaji sering kali tidak cukup,
terutama jika penghasilan pas-pasan. Cobalah mencari peluang penghasilan
tambahan sesuai kemampuan dan waktu yang dimiliki.
Beberapa ide yang bisa dicoba:
- Freelance
sesuai keahlian (desain, menulis, editing, dll).
- Jualan
online produk kecil-kecilan.
- Membuka
jasa sederhana, seperti les privat, laundry, atau katering rumahan.
Penghasilan tambahan mungkin tidak besar di awal, namun bisa
membantu menutup kebutuhan bulanan dan mempercepat tercapainya tujuan
finansial.
8. Bangun Dana Darurat
Dana darurat adalah tabungan khusus yang digunakan ketika
terjadi hal tak terduga, seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan
mendadak. Jumlah ideal dana darurat adalah 3–6 kali pengeluaran bulanan.
Dengan gaji pas-pasan, mungkin tidak mudah mencapai angka
itu dalam waktu singkat. Namun, jangan berkecil hati. Mulailah dari nominal
kecil secara konsisten. Dana darurat ini akan menjadi penyelamat finansial
ketika keadaan tidak terduga terjadi.
9. Bijak Menggunakan Teknologi
Di era digital, banyak aplikasi yang bisa membantu mengelola
keuangan. Mulai dari aplikasi pencatat pengeluaran, dompet digital dengan fitur budgeting, hingga aplikasi investasi mikro yang bisa dimulai dari Rp10 ribu.
Gunakan teknologi ini untuk memudahkan kontrol finansial.
Namun hati-hati juga dengan fitur “beli sekarang bayar nanti” yang bisa
menjerat utang konsumtif.
10. Konsistensi dan Disiplin adalah Kunci
Mengatur keuangan dengan gaji pas-pasan bukan sekadar soal
strategi, tetapi lebih pada konsistensi dan disiplin. Tanpa keduanya, rencana
keuangan hanya akan jadi catatan tanpa hasil nyata.
Mulailah dari langkah kecil: mencatat pengeluaran,
menyisihkan tabungan di awal, dan menahan diri dari belanja impulsif. Seiring
waktu, kebiasaan baik ini akan membentuk fondasi keuangan yang sehat meski
dengan gaji terbatas.
Kesimpulan
Gaji pas-pasan bukan alasan untuk tidak bisa mengatur
keuangan dengan baik. Dengan membuat anggaran realistis, membedakan kebutuhan
dan keinginan, serta disiplin menabung, kondisi finansial bisa lebih stabil.
Ditambah dengan usaha mencari penghasilan tambahan, hidup akan terasa lebih
ringan dan tidak selalu kekurangan.
Ingatlah, kunci utama adalah konsistensi. Penghasilan kecil sekalipun, jika dikelola dengan bijak, bisa membawa kehidupan lebih tenang dan terencana.